Mesir
Kuno
Sebagian
besar masyarakat Mesir Kuno bekerja sebagai petani. Kediaman mereka terbuat
dari tanah liat yang didesain untuk menjaga udara tetap dingin disiang hari.
Setiap rumah memiliki dapur dengan atap terbuka. Di dapur itu biasanya terdapat
batu giling untuk menggiling tepung dan oven kecil untuk membuat roti Tembok
dicat warna putih dan beberapa juga ditutupi dengan hiasan berupa linen yang
diberi warna. Lantai ditutupi dengan tikar buluh dilengkapi dengan furnitur
sederhana untuk duduk dan tidur.
Bangsa
Mesir Kuno sangat menghargai penampilan dan kebersihan tubuh. Sebagian besar
mandi di Sungai Nil menggunakan sabun yang terbuat dari lemak binatang dan
kapur. Laki-laki bercukur untuk menjaga kebersihan, menggunakan minyak wangi
dan salep untuk mengharumkan dan menyegarkan kulit. Pakaian dibuat dengan linen
sederhana yang diberi warna putih, baik wanita maupun pria di kelas yang lebih
elit menggunakan wig, perhiasan, dan kosmetik.
Anak-anak
tidak mengenakan pakaian hingga mereka dianggap dewasa, pada usia sekitar 12
tahun, dan pada usia ini laki-laki disunat dan dicukur.
Musik
dan tarian menjadi hiburan yang paling populer bagi mereka yang mampu membayar
untuk melihatnya. Instrumen yang digunakan antara lain seruling dan harpa, juga
instrumen yang mirip terompet juga digunakan. Pada masa Kerajaan Baru, bangsa
Mesir memainkan bel, simbal, tamborine, dan drum serta mengimpor kecapi dan
lira dari Asia. Mereka juga menggunakan sistrum, instrumen musik yang biasa digunakan
dalam upacara keagamaan.
Bangsa
Mesir Kuno mengenal berbagai macam hiburan, permainan dan musik, salah satunya
adalah Senet, permainan papan yang bidaknya digerakkan dalam urutan acak.
Selain itu mereka juga mengenal mehen. Juggling dan permainan menggunakan bola
juga sering dimainkan anak-anak, juga permainan gulat sebagaimana digambarkan
dalam makam Beni Hasan. Orang-orang kaya di Mesir Kuno juga gemar berburu dan
berlayar untuk hiburan.
Makanan
sehari-hari biasanya mengandung roti dan bir, dengan lauk berupa sayuran
seperti bawang merah dan bawang putih, serta buah-buahan berbentuk biji dan
ara. Wine dan daging biasanya hanya disajikan pada perayaan tertentu, kecuali
di kalangan orang kaya yang lebih sering menyantapnya. Ikan, daging, dan unggas
dapat diasinkan atau dikeringkan, serta direbus atau dibakar.
Karya
arsitektur bangsa Mesir Kuno yang paling terkenal antara lain: Piramida Giza
dan kuil di Thebes. Proyek pembangunan dikelola dan didanai oleh pemerintah
untuk tujuan religius, sebagai bentuk peringatan, maupun untuk menunjukkan
kekuasaan firaun. Bangsa Mesir Kuno mampu membangun struktur batu dengan
peralatan sederhana namun efektif, dengan tingkat akurasi dan presisi yang
tinggi. Kediaman baik untuk kalangan elit maupun masyarakat biasa dibuat dari
bahan yang mudah hancur seperti batu bata dan kayu, rumah kaum elit memiliki
struktur yang rumit. Beberapa istana Kerajaan Baru yang tersisa, seperti yang
terletak di Malkata dan Amarna, menunjukkan tembok dan lantai yang dipenuhi
hiasan dengan gambar pemandangan yang indah. Struktur penting seperti kuil atau
makam dibuat dengan batu agar dapat bertahan lama.
Kuil-kuil
tertua yang tersisa, seperti yang terletak di Giza, terdiri dari ruang tunggal
tertutup dengan lembaran atap yang didukung oleh pilar. Pada Kerajaan Baru,
arsitek menambahkan pilon, halaman terbuka, dan ruangan hypostyle gaya ini
bertahan hingga periode Yunani-Romawi. Arsitektur makam tertua yang berhasil
ditemukan adalah mastaba, struktur persegi panjang dengan atap datar yang
terbuat dari batu dan bata. Struktur ini biasanya dibangun untuk menutupi ruang
bawah tanah untukmenyimpan mayat.
Kepercayaan
terhadap kekuatan gaib dan adanya kehidupan setelah kematian dipegang secara
turun temurun. Kuil-kuil diisi oleh dewa-dewa yang memiliki kekuatan
supernatural dan menjadi tempat untuk meminta perlindungan, namun dewa-dewa
tidak selalu dilihat sebagai sosok yang baik orang mesir percaya dewa-dewa
perlu diberi sesajen agar tidak mengeluarkan amarah. Struktur ini dapat
berubah, tergantung siapa yang berkuasa ketika itu.
Dewa-dewa
disembah dalam sebuah kuil yang dikelola oleh seorang imam. Di bagian tengah
kuil biasanya terdapat patung dewa. Kuil tidak dijadikan tempat beribadah untuk
publik, dan hanya pada hari-hari tertentu saja patung di kuil itu dikeluarkan
untuk disembah oleh masyarakat. Masyarakat umum beribadah memuja patung pribadi
di rumah masing-masing, dilengkapi jimat yang dipercaya mampu melindungi dari
marabahaya.
Orang
Mesir Kuno mempertahankan seperangkat adat pemakaman yang diyakini sebagai
kebutuhan untuk menjamin keabadian setelah kematian. Berbagai kegiatan dalam
adat ini adalah : proses mengawetkan tubuh melalui mumifikasi, upacara
pemakaman, dan penguburan mayat bersama barang-barang yang akan digunakan oleh
almarhum di akhirat. Sebelum periode Kerajaan Lama, tubuh mayat dimakamkan di
dalam lubang gurun, cara ini secara alami akan mengawetkan tubuh mayat melalui
proses pengeringan.
Indonesia
Tarian
Indonesia mencerminkan kekayaan dan keanekaragaman suku bangsa dan budaya
Indonesia. Terdapat lebih dari 700 suku bangsa di Indonesia: dapat terlihat
dari akar budaya bangsa Austronesia dan Melanesia, dipengaruhi oleh berbagai
budaya dari negeri tetangga di Asia bahkan pengaruh barat yang diserap melalui
kolonialisasi. Setiap suku bangsa di Indonesia memiliki berbagai tarian khasnya
sendiri. Di Indonesia terdapat lebih dari 3000 tarian asli Indonesia. Tradisi
kuno tarian dan drama dilestarikan di berbagai sanggar dan sekolah seni tari
yang dilindungi oleh pihak keraton atau akademi seni yang dijalankan
pemerintah.
Untuk
keperluan penggolongan, seni tari di Indonesia dapat digolongkan ke dalam
berbagai kategori. Dalam kategori sejarah, seni tari Indonesia dapat dibagi ke
dalam tiga era: era kesukuan prasejarah, era Hindu-Buddha, dan era Islam.
Berdasarkan pelindung dan pendukungnya, dapat terbagi dalam dua kelompok, tari
keraton (tari istana) yang didukung kaum bangsawan, dan tari rakyat yang tumbuh
dari rakyat kebanyakan. Berdasarkan tradisinya, tarian Indonesia dibagi dalam
dua kelompok; tari tradisional dan tari kontemporer.
Lagu
daerah atau musik daerah atau lagu kedaerahan, adalah lagu atau musik yang
berasal dari suatu daerah tertentu dan menjadi populer dinyanyikan baik oleh
rakyat daerah tersebut maupun rakyat lainnya. Pada umumnya pencipta lagu daerah
ini tidak diketahui lagi alias noname.
Lagu
kedaerahan mirip dengan lagu kebangsaan, namun statusnya hanya bersifat
kedaerahan saja. Lagu kedaerahan biasanya memiliki lirik sesuai dengan bahasa
daerahnya masing-masing seperti Manuk Dadali dari Jawa Barat dan Rasa Sayange
dari Maluku. Selain lagu daerah, Indonesia juga memiliki beberapa lagu nasional
atau lagu patriotik yang dijadikan sebagai lagu penyemangat bagi para pejuang
pada masa perang kemerdekaan.
Identitas
musik Indonesia mulai terbentuk ketika budaya Zaman Perunggu bermigrasi ke
Nusantara pada abad ketiga dan kedua Sebelum Masehi. Musik-musik suku
tradisional Indonesia umumnya menggunakan instrumen perkusi, terutama gendang
dan gong. Beberapa berkembang menjadi musik yang rumit dan berbeda-beda,
seperti alat musik petik sasando dari Pulau Rote, angklung dari Jawa Barat, dan
musik orkestra gamelanyang kompleks dari Jawa dan Bali.
Musik
di Indonesia sangat beragam dikarenakan oleh suku-suku di Indonesia yang
bermacam-macam, sehingga boleh dikatakan seluruh 17.508 pulaunya memiliki
budaya dan seninya sendiri. Indonesia memiliki ribuan jenis musik,
kadang-kadang diikuti dengan tarian dan pentas.
Musik
tradisional yang paling banyak digemaria dalah gamelan, angklung dan keroncong,
sementara musik modern adalah pop dan dangdut.
Istilah
"Indonesia" sendiri mempunyai arti yang saling melengkapi terutama
dalam cakupan geografi dan sejarah poltik di wilayah tersebut.
Sastra
Indonesia sendiri dapat merujuk pada sastra yang dibuat di wilayah Kepulauan
Indonesia. Sering juga secara luas dirujuk kepada sastra yang bahasa akarnya
berdasarkan Bahasa Melayu (dimana bahasa Indonesia adalah satu turunannya).
Dengan pengertian kedua maka sastra ini dapat juga diartikan sebagai sastra
yang dibuat di wilayah Melayu (selain Indonesia, terdapat juga beberapa negara
berbahasa Melayu seperti Malaysia dan Brunei), demikian pula bangsa Melayu yang
tinggal di Singapura.
Masakan
Indonesia merupakan pencerminan beragam budaya dan tradisi berasal dari
kepulauan Nusantara yang terdiri dari sekitar 6.000 pulau dan memegang tempat
penting dalam budaya nasional Indonesia diikuti penggunaan teknik-teknik
memasak menurut bahan dan tradisi-adat yang terdapat pula pengaruh melalui
perdagangan yang berasal seperti dari India,Tiongkok, Timur Tengah, dan Eropa.
Pada
dasarnya tidak ada satu bentuk tunggal "masakan Indonesia", tetapi
lebih kepada, keanekaragaman masakan regional yang dipengaruhi secara lokal
oleh Kebudayaan Indonesia serta pengaruh asing. Sebagai contoh, beras yang
diolah menjadi nasi putih, ketupat atau lontong(beras yang dikukus) sebagai
makanan pokok bagi mayoritas penduduk Indonesia namum untuk bagian timur lebih
umum dipergunakan juga jagung, sagu, singkong, dan ubi jalar.
Bentuk
lanskap penyajiannya umumnya disajikan di sebagian besar makanan Indonesia
berupa makanan pokok dengan lauk-pauk berupa daging, ikan atau sayur disisi
piring.
Era
awal perfilman Indonesia ini diawali dengan berdirinya bioskop pertama di
Indonesia pada 5 Desember 1900 di daerah Tanah Abang, Bataviadengan nama Gambar
Idoep yang menayangkan berbagai film bisu.
Film
pertama yang dibuat pertama kalinya di Indonesia adalah film bisu tahun 1926
yang berjudul Loetoeng Kasaroeng dan dibuat oleh sutradara Belanda G. Krugerdan
L. Heuveldorp. Saat film ini dibuat dan dirilis, negara Indonesia belum ada dan
masih merupakan Hindia Belanda, wilayah jajahan Kerajaan Belanda. Film ini
dibuat dengan didukung oleh aktor lokal oleh Perusahaan Film Jawa NV di Bandung
dan muncul pertama kalinya pada tanggal 31 Desember, 1926 di teater Elite and
Majestic, Bandung.
Perfilman
Indonesia sendiri memiliki sejarah yang panjang dan sempat menjadi raja di
negara sendiri pada tahun 1980-an.
Sumber